Jenis Burung Cenderawasih Botak, Keindahan Bulunya Susah Tertandingi



Cendrawasih botak atau dalam nama ilmiahnya Cicinnurus respublica adalah sejenis burung pengicau berukuran kecil, dengan panjang sekitar 21 cm long, dari marga Cicinnurus. Nama ilmiah burung cenderawasih botak adalah Cicinnurus respublica.




Sayapnya berwarna merah dan tengkuknya berwarna kuning. Pada kepalanya terdapat warna biru tosca dengan bentuk menyerupai topi. Kakinya berwana biru, sedangkan di bagian ekornya ada dua bulu berwana ungu yang menggulung dan melingkar ke arah yang berbeda. 



Cenderawasih Botak (Cicinnurus respublica) Endemik Belantara Pulau Waigeo dan Pulau Batanta

 

Burung Cenderawasih Botak (Cicinnurus respublica) merupakan salah satu satwa endemik Indonesia di bagian timur garis Wallace yang dilindungi. Burung ini ditemukan di daerah dataran rendah dengan ketinggian di atas 300 meter dpl di Pulau Waigeo dan Batanta, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat. Namun berdasar penelitian terbaru oleh Tim Balai Besar KSDA Papua Barat tahun April 2010, ternyata burung ini di pulau Waigeo dapat dijumpai pada ketinggian sekitar 25 meter dpl. Ahli hewan Jerman yang bernama Heinrich Agathon Bernstein menemukan habitat Cendrawasih Botak di pulau Waigeo.


Makanan burung ini berupa buah-buahan dan serangga. Kalau mendapatkan belalang yang besar, maka bagian kaki dan antenanya dibuang. Kelakuan berbiaknya belum banyak diketahui.


Burung ini terkadang juga biasa disebut “dewata si raja kecil” atau burung dewata Wilson. Masyarakat sering menyebutnya dengan cenderawasih tanah atau cenderwasih berhelm karena kepalanya yang polos tanpa bulu merip helm.


Klasifikasi secara ilmiah burung ini (Bonaparte, 1850) yaitu :



  • Kerajaan = Animalia

  • Fillum = Chordata

  • Kelas = Aves

  • Ordo = Passeriformes

  • Famili = Paradisaeidae

  • Genus = Cicinnurus

  • Spesies =Cicinnurus respublica


Cendrawasih Botak atau dalam nama ilmiahnya Cicinnurus respublica adalah sejenis burung pengicau berukuran kecil, dengan panjang sekitar 21 cm, dari marga Cicinnurus. Burung jantan dewasa memiliki bulu berwarna merah dan hitam dengan tengkuk berwarna kuning, mulut hijau terang, kaki berwarna biru dan dua bulu ekor ungu metalik melingkar. Kulit kepalanya berwarna biru muda terang dengan pola salib ganda hitam.


Burung betina berwarna coklat dengan kulit kepala biru muda. Burung ini mempunyai banyak keunikan. Kombinasi warna bulu yang sangat lucu dan perilakunya untuk memperagakan diri terutama pada burung jantan yang gemar menari merupakan ciri tersendiri pada burung ini. Burung ini dinamakan botak karena pada bagian atas kepalanya tidak terdapat bulu. Bagian kepala membentuk petak-petak yang berwarna kelabu kebiruan.


Di setiap petak dibatasi bulu pendek yang berwarna coklat hitam megkilat, sehingga beberapa orang ada yang menyebutkan burung belah rotan. Bulu hias ini, seperti sisir rapat dan melengkung, membentuk spiral hitam dengan bulatan kehijauan. Warna bulu punggung di bagian depan kuning, kemudian diikuti warna coklat kemerahan. Bulu dada hijau melatik dengan batas yang jelas pada perut bagian belakang. Pada yang betina, warna bulu lebih sederhana, yaitu coklat kemerahan di bagian punggung, sedangkan dada coklat muda. Demikian juga warna bulu di bagian perut.


Burung jantan memperagakan diri di tempat pentas di atas tanah yang berdiameter 1 m, bahkan ada yang hampir berdiameter 6 m. Arena bermain ini biasanya berada pada lantai hutan dengan tajuk yang terbuka dan mendapatkan sinar matahari. Tempat arena dibersihkan dari daun-daunan dan ranting. Kemudian, burung jantan memetik pucuk daun muda dari pohon yang pendek di sekitar arena tersebut.



Burung ini juga mengeluarkan suara yang keras dan tajam. Dengan bertengger pada puncak pohon tertinggi, suara ini diulang 5 atau 6 kali.bunyi suara tertinggi dan terakhir seperti suara cemeti. Jantan memiliki daftar kicauan mirip dengan cenderawasih belah-rotan, yaitu rangkaian nada parau diulang dan rangkaian nada jernih diulang: too too too too too too too whit..


Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan yang terus berlanjut, serta populasi dan daerah dimana burung ini ditemukan sangat terbatas, Cendrawasih Botak dievaluasikan sebagai beresiko hampir terancam di dalam IUCN Red List. Burung ini didaftarkan dalam CITES Appendix II.


Beberapa jenis Cendrawasih yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah :


Cendrawasih Gagak (Lycocorax pyrrhopterus); endemik Maluku
Cendrawasih Panji (Pteridophora alberti); Papua
Cendrawasih Kerah (Lophorina superba); Papua
Cendrawasih Paruh-sabit cokelat atau brown sicklebill (Epimachus meyeri); Papua
Cendrawasih Botak (Cicinnurus respublica); endemik pulau Waigeo, Raja Ampat
Cendrawasih Raja (Cicinnurus regius); Papua dan pulau sekitar
Cendrawasih Belah Rotan (Cicinnurus magnificus); Papua (Indonesia dan Papua Nugini)
Bidadari Halmahera (Semioptera wallacii); endemik Maluku
Cendrawasih Mati Kawat (Seleucidis melanoleuca); Papua
Cendrawasih Kuning Kecil (Paradisaea minor); Papua (Indonesia dan Papua Nugini)
Cendrawasih Kuning Besar (Paradisaea apoda); Papua (Indonesia dan Papua Nugini)
Cendrawasih Raggiana (Paradisaea raggiana); Papua (Indonesia dan Papua Nugini)
Cendrawasih Merah (Paradisaea rubra); endemik pulau Waigeo, Indonesia
Toowa Cemerlang (Ptiloris magnificus); Indonesia, Papua Nugini, dan Australia
Cendrawasih Biru (Manucodia ater); Indonesia dan Papua Nugini
Astrapia Ekor Putih (Astrapia mayeri); Papua
Parotia Lawes (Parotia lawesii); endemik Papua, Indonesia


Referensi :
Adhikerana, Asep Sunjaya, dkk.. 1986. Burung Indonesia Timur. Lembaga Biologi Nasional (LIPI). Bogor.
Beehler, Bruce M., dkk.. 2001. Burung-Burung di Kawasan Papua. Puslitbang Biologi(LIPI). Bogor.
Http://id.wikipedia.org/wiki/Cendrawasih_Botak





Sumber https://musicmp3.cc/

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel