Jenis Cenderawasih Gagak, Anomali Keindahan Cenderawasih
Hanom Bashari, Biodiversity Conservation Specialist Burung Indonesia, menuturkan bahwa secara silsilah taksonomi, keluarga gagak (Corvidae) dan cendrwasih memang sangat dekat. Sehingga, dapat dikatakan cendrawasih gagak ini merupakan anggota keluarga cendrawasih yang kekerabatannya paling dekat dengan keluarga gagak. Jadi, jangan heran meski penampilan jenis ini seperti gagak, namun secara silsilah masuk dalam keluarga cendrawasih.
Sebutan burung cenderawasih sebagai burung surga sudah dikenal sejak abad ke-15. Pada tahun 1522, spesimen-spesimen burung cenderawasih dibawa ke Eropa dengan menggunakan kapal laut milik Magellan. Waktu itu, hampir semua spesimen burung yang dibawanya tidak memiliki sayap maupun kaki.Karena tidak punya sayap dan kaki, muncul anggapan bahwa burung yang didapat dari Papua memang berasal dari surga, karena bisa terbang tanpa sayap dan menginjakkan kakinya di bumi.
Banyak yang menduga burung ini mengambang di udara, padahal sayap dan kakinya itu sengaja dipotong oleh para penangkap burung untuk memudahkan pengirimannya. Mereka menganggap tanpa sayap dan kaki, cenderawasih tetap indah dipandang.
Cenderawasih gagak tidak termasuk anggota keluarga gagak (Corvidae). Meski tidak mewarisi bulu-bulu yang indah berwarna-warni, spesies ini dianggap sebagai salah satu jenis burung cenderawasih yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama paradise-crow (Lycocorax pyrrhopterus).
Uniknya bila jenis-jenis cendrawasih itu sebagian besar hidup di Papua dan pulau-pulau kecil sekitarnya, cendrawasih gagak (Lycocorax pyrrhopterus) ini justru hanya dapat ditemukan di Kepulauan Maluku Utara saja. Umumnya, jenis ini menghuni hutan primer dan sekunder yang tinggi dan semak di tepi lahan budidaya, hingga ke permukiman masyarakat guna mencari buah-buahan hutan dan berbagai serangga sebagai pakan utamanya.
Menurut para ahli, jika ditelusuri taksonominya, keluarga gagak dan cenderawasih memiliki hubungan yang sangat dekat. Cenderawasih gagak adalah salah satu spesies burung cenderawasih yang mempunyai hubungan kekerabatan paling dekat dengan keluarga gagak. Karena alasan itu, jenis burung ini dimasukkan dalam kelompok cenderawasih atau Paradisaeidae.
Cenderawasih gagak memiliki tubuh berukuran besar, dengan panjang sekitar 40 cm. Bulu-bulu tubuhnya berwarna cokelat kehitaman, paruhnya tebal, dengan mata merah menyala. Ekornya panjang, berwarna agak kehitaman, dan kaki-kakinya kokoh berwarna hitam.Kalau sebagian besar burung cenderawasih hidup di Papua dan pulau-pulau kecil di sekitarnya, cenderawasih gagak justru hanya dapat ditemukan di Kepulauan Maluku Utara. Burung ini merupakan penghuni hutan-hutan primer dan sekunder yang tinggi, serta semak-semak di tepi lahan pertanian. Mereka sering ditemukan di kawasan dekat pemukiman, terutama saat mencari buah dan berbagai jenis serangga yang menjadi pakan utamanya.
Cenderawasih gagak terdiri atas tiga subspesies / ras dengan wilayah persebarannya masing-masing, yaitu:
- Lycocorax pyrrhopterus morotensis: Tersebar di Morotai dan Rau
- Lycocorax pyrrhopterus pyrrhopterus: Tersebar di Halmahera, Kasiruta, dan Bacan
- Lycocorax pyrrhopterus obiensis: Tersebar di Obi dan Bisa
Meski penampilannya tak semenarik jenis burung cenderawasih lainnya, tetapi cenderawasih gagak dianggap cukup berjasa karena perannya sebagai penghubung dari evolusi peralihan burung cenderawasih yang indah ke gagak yang hanya memiliki bulu berwarna hitam.
Karena keunikannya itulag, cenderawasih gagak ditetapkan sebagai jenis burung yang dilindungi melalui Peraturan Pemerintah (PP) No 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.
Beberapa jenis Cendrawasih yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah :
Cendrawasih Gagak (Lycocorax pyrrhopterus); endemik Maluku
Cendrawasih Panji (Pteridophora alberti); Papua
Cendrawasih Kerah (Lophorina superba); Papua
Cendrawasih Paruh-sabit cokelat atau brown sicklebill (Epimachus meyeri); Papua
Cendrawasih Botak (Cicinnurus respublica); endemik pulau Waigeo, Raja Ampat
Cendrawasih Raja (Cicinnurus regius); Papua dan pulau sekitar
Cendrawasih Belah Rotan (Cicinnurus magnificus); Papua (Indonesia dan Papua Nugini)
Bidadari Halmahera (Semioptera wallacii); endemik Maluku
Cendrawasih Mati Kawat (Seleucidis melanoleuca); Papua
Cendrawasih Kuning Kecil (Paradisaea minor); Papua (Indonesia dan Papua Nugini)
Cendrawasih Kuning Besar (Paradisaea apoda); Papua (Indonesia dan Papua Nugini)
Cendrawasih Raggiana (Paradisaea raggiana); Papua (Indonesia dan Papua Nugini)
Cendrawasih Merah (Paradisaea rubra); endemik pulau Waigeo, Indonesia
Toowa Cemerlang (Ptiloris magnificus); Indonesia, Papua Nugini, dan Australia
Cendrawasih Biru (Manucodia ater); Indonesia dan Papua Nugini
Astrapia Ekor Putih (Astrapia mayeri); Papua
Parotia Lawes (Parotia lawesii); endemik Papua, Indonesia
Sumber https://musicmp3.cc/